Teknik Telekomunikasi
Sabtu, 23 November 2019
Jumat, 04 Agustus 2017
Pendeteksi Getaran dengan Menggunakan Vibration Sensor dan Arduino
Halo teman teman, artikel kali ini akan membahas tentang bagaimana cara membuat pendeteksi getar dengan menggunakan vibration sensor dan arduino.
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang bagaimana cara membuat pendeteksi getaran, terbelih dulu kita mengetahui alat alat yang akan digunakan.
ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat alat yang digunakan untuk membuat pendeteksi getar adalah sebagai berikut :
PRINSIP KERJA ALAT
Pada alat ini, sensor getar menjadi input (digital) dan Arduino sebagai pemroses hasil input serta mengendalikan beberapa output (LED dan Buzzer).
Vibration sensor yang digunakan merupakan vibration sensor yang memiliki output digital “0” atau “1”, jadi vibration sensor tersebut hanya memiliki 2 kondisi, yaitu ON/OFF atau HIGH/LOW. Sebenarnya ada juga vibration sensor yang memiliki output analog (hasil sensornya dapat diplotting dengan software pihak ketiga seperti matlab). Namun, alat ini hanya menggunakan 2 kondisi saja, yaitu ON/OFF atau HIGH/LOW karena hanya mendeteksi ada atau tidaknya getaran.
PEMASANGAN
Keterangan Konfigurasi Kabel
1. Pin VCC pada Vibration Sensor dihubungkan ke Pin 5V pada Arduino
2. Pin DO pada Vibration Sensor dihubungkan ke pin 2 pada Arduino
3. Pin GND pada Vibration Sensor dihubungkan ke pin GND pada Arduino
4. Pin 3 pada Arduino dihubungkan ke Anoda LED besar (Warna Hijau)
5. Pin 4 pada Arduino dihubungkan ke Anoda LED kecil (Warna Merah)
6. Pin 5 pada Arduino dihubungkan ke kabel merah Buzzer
7. Jumper dari Katoda LED besar (Warna Hijau), LED kecil (Warna Merah) dari kabel hitam buzzer ke GND
SCRIPT
Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang bagaimana cara membuat pendeteksi getaran, terbelih dulu kita mengetahui alat alat yang akan digunakan.
ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat alat yang digunakan untuk membuat pendeteksi getar adalah sebagai berikut :
a. Arduino UNO (1 buah)
Arduino Uno adalah board mikrokontroler
berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital
dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin
input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header,
dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup
hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB
atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.
b. Vibration Sensor (1 buah)
Sensor getaran adalah suatu perangkat atau device yang mengubah besaran fisis berupa getaran menjadi besaran elektrik yang bisa berupa tegangan
maupun arus. Pada umumnya getaran ini diubah menjadi arus karena pertimbangan
bahwa jarak antara sensor dengan kontroler tidaklah sangat dekat,
ada kemungkinan jaraknya jauh. Bila getaran tersebut diubah menjadi arus,
maka arus yang dihasilkan sensor dengan arus yang diterima kontroler akan sama besarnya. Hal ini tentunya akan berbeda
jika getaran diubah menjadi tegangan.Tegangan yang dihasilkan sensor
akan tidak sama dengan tegangan yang diterima kontroler sebagai akibat dari
adanya losses.
Sensor getaran mempunyai
peranan yang sangat penting dalam berbagai penerapan, seperti alat untuk
pendeteksi gempa bumi, analisa kerja mesin, analisa struktur bangunan gedung
bertingkat, pengeboran tambang minyak, analisa kekuatan getaran jembatan, dan
lain sebagainya yang tentunya segala penerapan yang berhubungan dengan getaran.
Macam-macam sensor getar adalah sensor geophone, piezoelectrik, akselerometer, sensor UGN 3503 dan
lain sebagiannya.
c. Resistor 330 Ω (2 buah)
Resistor merupakan salah satu komponen elektronika
yang bersifat pasif dimana komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk
berkerja. Resisitor memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor
sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω.
Sesuai dengan nama dan kegunaanya untuk membatasi
atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu rangkaian maka
resistor mempunyai sifat resistif (menghambat) yang umunya terbuat dari bahan
karbon. Hal ini bisa terjadi karena resistor yang memiliki dua kutub akan
memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya. Dengan mengatur besarnya
arus yang mengalir, kita dapat mengatur alat elektronik untuk melakukan
berbagai hal.
d. LED warna hijau dan merah (masing masing 1)
Light Emitting Diode (LED) adalah kompenen
elektronika yang bisa memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan suatu
tegangan maju. Karena dapat memancarkan cahaya, maka LED dikatakan sebuah
lampu. LED masih termasuk dalam keluarga dioda. Karena LED mempunyai dua kutub
negatif dan Kutub positif. Dan jika pemasangannya terbalik tidak akan
berfungsi. LED terdiri dari sebuah chip dari bahan semikonduktor yang diisi
penuh atau di dop dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur.
Warna cahaya yang dipancarkan LED tergantung dari jenis bahan semikonduktor
yang digunakannya.
e. Buzzer (1 buah)
Buzzer adalah sebuah komponen
elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran
suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi
buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi
akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan
akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar
yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa
proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
f. Jumper (secukupnya)
jumper
berfungsi sebagai jembatan dari dua buah sambungan. jumper biasanya dipakai
karena tidak ada jalur lain untuk menghubungkan dua sambungan itu. kemungkinan
tidak ada jalur karena rangkaiannya terlalu rumit dan sudah sesak. Biasanya jumper juga dipakai untuk
jembatan dari dua sambungan yang letaknya berjauhan,
g. Protoboard (1 buah)
Protoboard
adalah board yang digunakan untuk membuat rangkaian elektronik sementara dengan
tujuan uji coba atau prototipe tanpa harus menyolder. Dengan memanfaatkan
protoboard, komponen-komponen elektronik yang dipakai tidak akan rusak dan
dapat digunakan kembali untuk membuat rangkaian yang lain.
Protoboard
umumnya terbuat dari plastik dengan banyak lubang-lubang diatasnya.
Lubang-lubang pada protoboard diatur sedemikian rupa membentuk pola sesuai
dengan pola jaringan koneksi di dalamnya.
PRINSIP KERJA ALAT
Pada alat ini, sensor getar menjadi input (digital) dan Arduino sebagai pemroses hasil input serta mengendalikan beberapa output (LED dan Buzzer).
Vibration sensor yang digunakan merupakan vibration sensor yang memiliki output digital “0” atau “1”, jadi vibration sensor tersebut hanya memiliki 2 kondisi, yaitu ON/OFF atau HIGH/LOW. Sebenarnya ada juga vibration sensor yang memiliki output analog (hasil sensornya dapat diplotting dengan software pihak ketiga seperti matlab). Namun, alat ini hanya menggunakan 2 kondisi saja, yaitu ON/OFF atau HIGH/LOW karena hanya mendeteksi ada atau tidaknya getaran.
PEMASANGAN
Keterangan Konfigurasi Kabel
1. Pin VCC pada Vibration Sensor dihubungkan ke Pin 5V pada Arduino
2. Pin DO pada Vibration Sensor dihubungkan ke pin 2 pada Arduino
3. Pin GND pada Vibration Sensor dihubungkan ke pin GND pada Arduino
4. Pin 3 pada Arduino dihubungkan ke Anoda LED besar (Warna Hijau)
5. Pin 4 pada Arduino dihubungkan ke Anoda LED kecil (Warna Merah)
6. Pin 5 pada Arduino dihubungkan ke kabel merah Buzzer
7. Jumper dari Katoda LED besar (Warna Hijau), LED kecil (Warna Merah) dari kabel hitam buzzer ke GND
SCRIPT
const int vibrationSensorPin = 2; // Vibration Sensor
di hubungkan ke Pin 2
int vibrationSensorState = 0; // Status saat pertama mulai = 0
int indikatorHijau = 3; // Set Pin 3 untuk LED Hijau
int indikatorMerah = 4; // Set Pin 4 untuk LED Merah
int indikatorBuzzer = 5; // Set Pin 5 untuk Buzzer
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(vibrationSensorPin, INPUT); // Jadikan Vibration sensor sebagai input
pinMode(indikatorHijau, OUTPUT); // Jadikan indikatorHijau sebagai Output
pinMode(indikatorMerah, OUTPUT); // Jadiikan indikatorMerah sebagai Output
pinMode(indikatorBuzzer, OUTPUT); // Jadikan indikatorBuzzer sebagai Output
}
void loop() {
vibrationSensorState = digitalRead(vibrationSensorPin);
if (vibrationSensorState == HIGH) { // Jika ada getaran di sensor = HIGH
digitalWrite(indikatorHijau, HIGH); // Aktifkan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, LOW); // Matikan indikator Merah
digitalWrite(indikatorBuzzer, HIGH); // // Aktifkan indikator Buzzer
Serial.println("Ada Pergetaran gan!");
delay(8000); // Tunda 8 detik
digitalWrite(indikatorHijau, LOW); // Matikan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, HIGH); // Aktifkan indikator Merah
delay(100); // Delay untuk menunggu getaran selanjutnya
}
else {
digitalWrite(indikatorHijau, LOW); // Matikan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, HIGH); // Aktifkan indikator Merah
digitalWrite(indikatorBuzzer, LOW); // Matikan indikator Buzzer
Serial.println("Menunggu getaran...");
delay(1000);
}
}
int vibrationSensorState = 0; // Status saat pertama mulai = 0
int indikatorHijau = 3; // Set Pin 3 untuk LED Hijau
int indikatorMerah = 4; // Set Pin 4 untuk LED Merah
int indikatorBuzzer = 5; // Set Pin 5 untuk Buzzer
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(vibrationSensorPin, INPUT); // Jadikan Vibration sensor sebagai input
pinMode(indikatorHijau, OUTPUT); // Jadikan indikatorHijau sebagai Output
pinMode(indikatorMerah, OUTPUT); // Jadiikan indikatorMerah sebagai Output
pinMode(indikatorBuzzer, OUTPUT); // Jadikan indikatorBuzzer sebagai Output
}
void loop() {
vibrationSensorState = digitalRead(vibrationSensorPin);
if (vibrationSensorState == HIGH) { // Jika ada getaran di sensor = HIGH
digitalWrite(indikatorHijau, HIGH); // Aktifkan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, LOW); // Matikan indikator Merah
digitalWrite(indikatorBuzzer, HIGH); // // Aktifkan indikator Buzzer
Serial.println("Ada Pergetaran gan!");
delay(8000); // Tunda 8 detik
digitalWrite(indikatorHijau, LOW); // Matikan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, HIGH); // Aktifkan indikator Merah
delay(100); // Delay untuk menunggu getaran selanjutnya
}
else {
digitalWrite(indikatorHijau, LOW); // Matikan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, HIGH); // Aktifkan indikator Merah
digitalWrite(indikatorBuzzer, LOW); // Matikan indikator Buzzer
Serial.println("Menunggu getaran...");
delay(1000);
}
}
Minggu, 23 April 2017
Potensiometer dan Photodetector
POTENSIOMETER
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
JENIS POTENSIOMETER
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
- Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
- Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
- Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
STRUKTUR POTENSIOMETER
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :
- Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
- Element Resistif
- Terminal
PRINSIP KERJA
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat video di bawah ini :
FUNGSI POTENSIOMETER
Pada rangkaian ataupun perangkat elektronik, biasanya potensiometer berfungsi sebagai :
- Pengatur volume suara
- Pengatur nada bass
- Pengatur nada treble
- Pengatur contras pada tv lama
- Pengatur brigthness pada tv lama
- Pengatur tegangan pada rangkaian DC Power supply
APLIKASI POTENSIOMETER
Potensiometer digunakan dalam berbagai aplikasi. Baik aplikasi-aplikasi yang ada di industri maupun aplikasi – aplikasi yang ada di rumah. Potensiomete biasanya digunakan untuk pengoperasian pengendali elektronik seperti penguat sinyal, pengaturan suara, pengaturan intensitas, sebagai transduser seperti sensor joystick, pengendali masukan dan keuaran sebuah perangkat elektronik. Potensiometer bisa digunakan sebagai input kontrol, sensor posisi, komponen kalibrasi dan lain sebagainya. Potensiometer sangat jarang digunakan untuk mengendalikan daya yang besar secara langsung.
- Input kontrol
Potensiometer sering digunakan pada mesin atau aplikasi – aplikasi yang memerlukan input kontrol secara variabel.
- Kontrol audio
Potensiometer sering digunakan dalam aplikasi audio sebagai kontrol volume.
- Sensor posisi
Potensiometer juga sering digunakan untuk mengetahui posisi jarak atau sudut.
- Kalibrasi dan tuning
Dalam fabrikasi dan kalibrasi, trimpots sering digunakan. Trimpots adalah potensiometer preset yang sering dipasang pada papan sirkuit dan digunakan untuk tune atau menyesuaikan kinerja sirkuit/rangkaian. Mereka digunakan hanya selama kalibrasi sistem dan kebanyakan selalu berada pada posisi tetap. Trimpots sering digerakkan/ disetel dengan obeng minus kecil. Trimpots juga dikenal sebagai preset, trimmers, atau potensiometer trimming.
Contoh Aplikasi Potensiometer :
PHOTODETECTOR
Detektor cahaya (Photodetector) adalah
alat yang menerima cahaya kemudian merubah variasi-variasi daya optik menjadi
variasi arus listrik. Photodetector sebagai salah satu komponen sistem
optoelektronika digunakan untuk menagkap sinyal intensitas yang dikirim sumber
cahaya lewat media transmisi. Detektor berfungsi mentranformasi besaran
intensitas cahaya menjadi besaran yang lain, seperti besaran listrik.
Photodioda adalah salah satu jenis sensor peka cahaya (photo detector). Photodioda terbuat dari bahan semikonduktor, dimana yang biasa dipakai adalah Silicon (Si), Gallium Arsenide (GaAs), Timah Sulfide (PBS) dll. Bahan-bahan ini menyerap cahaya melalui karakteristik jangkauan panjang gelombang, misalnya 250 nm ke 1100 untuk nm silicon, dan 800 nm ke 2,0 μm untuk GaAs.
Photodioda adalah jenis diodayang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh dioda photo ini mulai dari cahaya inframerah, cahaya tampak, ultra ungu, sampai dengan sinar X.
Jenis sensor peka cahaya lain yang sering digunakan adalah phototransistor. Phototransistor ini pada dasarnya adalah jenis transistor bipolar yang menggunakan kontak (junction) base-collector untuk menerima cahaya.
PRINSIP KERJA
Prinsip kerja Photodioda ialah ketika sebuah photon (satusatuan energi dalam cahaya) dari sumber cahaya diserap, hal tersebut membangkitkan suatu elektron dan menghasilkan sepasang pembawa muatan tunggal, sebuah elektron dan sebuah hole, di mana suatu hole adalah bagian darikisi-kisi semikonduktor yang kehilangan elektron. Arah Arus yang melalui sebuah semikonduktor adalah kebalikan dengan gerak muatan pembawa.cara tersebut didalam sebuah photodiode digunakan untuk mengumpulkan photon menyebabkan pembawa muatan (seperti arus atau tegangan) mengalir/terbentuk di bagian-bagian elektroda.
Prinsip kerja photodioda :
- Cahaya yang diserap oleh photodiode
- Terjadinya pergeseran foton
- Menghasilkan pasangan electron-hole dikedua sisi
- Electron menuju [+] sumber & hole menuju [-] sumber
- Sehingga arus akan mengalir di dalam rangkaian
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat video di bawah ini :
APLIKASI
Aplikasi Photodioda mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis, pengukur cahaya pada kamera serta beberapa peralatan di bidang medis.
1. Ambient Light Sensor
2. Penghitung Botol
3. Proximity Sensor
4. Fire Detector Line Follower
Sumber :
http://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-potensiometer/
https://heryanalvian.files.wordpress.com/2011/12/potensiometer.pdf
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-fungsi-potensiometer.html
http://blogelektronikadi.blogspot.co.id/2012/12/sedikit-pendalaman-tentang.html
Potensiometer
PENGERTIAN
Adapun pengertian secara umum potensiometer bisa didefinisikan sebagai sebuah resistor tiga terminal dengan kontak geser yang membentuk pembagi tegangan yang diatur. Jika hanya dua terminal yang digunakan (satu sisi dan wiper), bertindak sebagai variabel resistor atau rheostat. Potensiometer biasanya digunakan untuk mengontrol perangkat listrik seperti kontrol volume pada peralatan audio. Potensiometer dioperasikan oleh mekanisme yang dapat digunakan sebagai transduser posisi, misalnya, dalam joystick
Potensiometer (POT) adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya.
SIMBOL
JENIS POTENSIOMETER
Berdasarkan bentuknya, Potensiometer dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
- Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
- Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
- Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan
menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan
Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).
- Potensiometer Linier
Potensiometer linier adalah jenis potensiometer dimana wiper bergerak pada sepanjang jalur linier. Potensio linier juga dikenal
sebagai slider, pot slide, atau fader.
- Potensiometer Logaritmik
Potensiometer
logaritmik adalah potensiometer dengan perbandingan putaran terhadap resistansi
yang bergerak mengikuti arah logaritma. Potensiometer jenis ini banyak dipakai
untuk keperluan audio seperti volume dan pengatur nada bass, middle, dan
treble.
STRUKTUR POTENSIOMETER
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah :
- Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
- Element Resistif
- Terminal
PRINSIP KERJA POTENSIOMETER
Sebuah Potensiometer (POT) terdiri dari sebuah elemen resistif yang membentuk jalur (track) dengan terminal di kedua ujungnya. Sedangkan terminal lainnya (biasanya berada di tengah) adalah Penyapu (Wiper) yang dipergunakan untuk menentukan pergerakan pada jalur elemen resistif (Resistive). Pergerakan Penyapu (Wiper) pada Jalur Elemen Resistif inilah yang mengatur naik-turunnya Nilai Resistansi sebuah Potensiometer.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon).
Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).
FUNGSI DAN PENGGUNAAN POTENSIOMETER
Penggunaan alat bantu potensiometer banyak digunakan sebagai kontrol
pengguna, dan dapat mengontrol berbagai fungsi yang sangat luas peralatannya. tetapi
meluasnya dalam penggunaan potensiometer pada barang elektronik konsumen telah
menurun pada 1990-an, dengan adanya kontrol digital yang sekarang lebih umum
digunakan.
Namun mereka tetap dalam banyak aplikasi, seperti kontrol volume dan sebagai
sensor posisi salah satu aplikasi yang penggunaanya paling umum untuk
potensiometer rendah daya modern adalah sebagai alat kontrol audio. Kedua
potensiometer linier (juga dikenal sebagai "fader") dan potensiometer putar (biasanya
disebut tombol-tombol) secara teratur digunakan untuk mengatur kenyaringan,
redaman frekuensi dan karakteristik lain dari sinyal audio dalam audio control.
The 'pot log' potensiometer juga digunakan sebagai kontrol volume di amplifier
audio, di mana ia juga disebut "lancip pot audio", karena respon amplitudo dari telinga
manusia juga logaritma. Memastikan bahwa, pada kontrol volume ditandai 0 hingga
10, misalnya, pengaturan dari 5 suara setengah keras sebagai pengaturan 10. Ada juga
sebuah pot anti-log atau lancip audio sebaliknya yang hanya kebalikan dari
potensiometer logaritmik. Hal ini hampir selalu digunakan dalam konfigurasi
mengeroyok dengan potensiometer logaritmik, misalnya, dalam kontrol keseimbangan
audio.
Adapun fungsi potensiometer sebagai kontrol nada atau equalizer dalam
penggunaan kombinasi dan jaringan filter, sebelumnya untuk televisi dipergunakan
untuk mengontrol kecerahan gambar, kontras, dan respon warna. Sebuah
potensiometer sering digunakan untuk mengatur "menahan vertikal", yang
mempengaruhi sinkronisasi antara menyapu sirkuit internal penerima (kadang-kadang
multivibrator a) dan sinyal gambar yang diterima.
Potensiometer juga sangat banyak digunakan sebagai bagian dari transduser
perpindahan karena kesederhanaan konstruksi dan karena mereka dapat memberikan
sinyal keluaran yang besar. untuk komputasi Dalam komputer analog, potensiometer
presisi tinggi digunakan untuk skala hasil antara oleh faktor konstan yang diinginkan,
atau untuk mengatur kondisi awal untuk perhitungan.
Sebuah potensiometer bermotor
dapat digunakan sebagai generator fungsi, menggunakan kartu perlawanan non-linear
untuk memasok aproksimasi untuk fungsi trigonometri. Sebagai contoh, putaran poros
mungkin mewakili sudut, dan rasio pembagian tegangan dapat dibuat sebanding
dengan cosinus sudut.
Dalam televisi elemen potensiometer banyak sekali digunakan seperti untuk
mengatur kecerahan gambar kontras dan respon warna, dan sering digunakan untuk
Mengatur menahan vertikal yang mempengaruhi sinkronisasi antara menyapu sirkuit
internal penerima (kadang-kadang multivibrator ) dan sinyal gambar yang diterima.
Sedangkan dalam komputer (komputasi) analog menggunakan jenis-jenis
potensiometer presisi tinggi yang berfungsi untuk skala hasil antara oleh faktor konstan
yang diinginkan, atau untuk mengatur kondisi awal untuk perhitungan. Sebuah
potensiometer bermotor dapat digunakan sebagai generator fungsi, menggunakan
kartu perlawanan non-linear untuk memasok aproksimasi untuk fungsi trigonometri.
Sebagai contoh, putaran poros mungkin mewakili sudut, dan rasio pembagian
tegangan dapat dibuat sebanding dengan cosinus sudut
Penggunaan Potensiometer pada Komponen Elektronika lainnya :
- Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
- Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
- Sebagai Pembagi Tegangan
- Aplikasi Switch TRIAC
- Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
- Sebagai Pengendali Level Sinyal
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN POTENSIOMETER
Salah satu keuntungan penggunaan dari pembagi potensial potensiometer,
dengan membandingkan dengan resistor variabel secara seri dengan sumber adalah
bahwa, sementara resistor variabel memiliki ketahanan maksimum di mana beberapa
saat ini selalu akan mengalir, pembagi dapat bervariasi tegangan output dari
maksimum (VS) ke ground (nol volt) sebagai wiper bergerak dari satu ujung
potensiometer yang lain. Selain itu,
tahanan beban sering tidak dikenal dan karena itu hanya menempatkan resistor
variabel secara seri dengan beban bisa memiliki efek yang dapat diabaikan atau efek
yang berlebihan, tergantung pada beban.
Potensiometer jarang digunakan untuk mengendalikan secara langsung
kekuatan yang signifikan (lebih dari watt a), karena kekuasaan merisau di
potensiometer akan sebanding dengan kekuatan dalam beban dikendalikan. Sebaliknya
mereka digunakan untuk mengatur tingkat sinyal analog (misalnya kontrol volume
pada peralatan audio), dan sebagai masukan kontrol untuk sirkuit elektronik. Sebagai
contoh sebuah lampu dimmer yang menggunakan potensiometer untuk mengontrol
switching dari TRIAC dan sehingga secara tidak langsung mengontrol kecerahan
lampu.
Sumber :
http://teknikelektronika.com/pengertian-fungsi-potensiometer/
https://heryanalvian.files.wordpress.com/2011/12/potensiometer.pdf
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.co.id/2014/06/pengertian-fungsi-potensiometer.html
http://blogelektronikadi.blogspot.co.id/2012/12/sedikit-pendalaman-tentang.html
Langganan:
Postingan (Atom)