Sebelum kita membahas lebih lanjut tentang bagaimana cara membuat pendeteksi getaran, terbelih dulu kita mengetahui alat alat yang akan digunakan.
ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat alat yang digunakan untuk membuat pendeteksi getar adalah sebagai berikut :
a. Arduino UNO (1 buah)
Arduino Uno adalah board mikrokontroler
berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital
dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin
input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header,
dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup
hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB
atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.
b. Vibration Sensor (1 buah)
Sensor getaran adalah suatu perangkat atau device yang mengubah besaran fisis berupa getaran menjadi besaran elektrik yang bisa berupa tegangan
maupun arus. Pada umumnya getaran ini diubah menjadi arus karena pertimbangan
bahwa jarak antara sensor dengan kontroler tidaklah sangat dekat,
ada kemungkinan jaraknya jauh. Bila getaran tersebut diubah menjadi arus,
maka arus yang dihasilkan sensor dengan arus yang diterima kontroler akan sama besarnya. Hal ini tentunya akan berbeda
jika getaran diubah menjadi tegangan.Tegangan yang dihasilkan sensor
akan tidak sama dengan tegangan yang diterima kontroler sebagai akibat dari
adanya losses.
Sensor getaran mempunyai
peranan yang sangat penting dalam berbagai penerapan, seperti alat untuk
pendeteksi gempa bumi, analisa kerja mesin, analisa struktur bangunan gedung
bertingkat, pengeboran tambang minyak, analisa kekuatan getaran jembatan, dan
lain sebagainya yang tentunya segala penerapan yang berhubungan dengan getaran.
Macam-macam sensor getar adalah sensor geophone, piezoelectrik, akselerometer, sensor UGN 3503 dan
lain sebagiannya.
c. Resistor 330 Ω (2 buah)
Resistor merupakan salah satu komponen elektronika
yang bersifat pasif dimana komponen ini tidak membutuhan arus listrik untuk
berkerja. Resisitor memiliki sifat menghambat arus listrik dan resistor
sendiri memiliki nilai besaran hambatan yaitu ohm dan dituliskan dengan simbol Ω.
Sesuai dengan nama dan kegunaanya untuk membatasi
atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu rangkaian maka
resistor mempunyai sifat resistif (menghambat) yang umunya terbuat dari bahan
karbon. Hal ini bisa terjadi karena resistor yang memiliki dua kutub akan
memproduksi tegangan listrik di antara kedua kutubnya. Dengan mengatur besarnya
arus yang mengalir, kita dapat mengatur alat elektronik untuk melakukan
berbagai hal.
d. LED warna hijau dan merah (masing masing 1)
Light Emitting Diode (LED) adalah kompenen
elektronika yang bisa memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan suatu
tegangan maju. Karena dapat memancarkan cahaya, maka LED dikatakan sebuah
lampu. LED masih termasuk dalam keluarga dioda. Karena LED mempunyai dua kutub
negatif dan Kutub positif. Dan jika pemasangannya terbalik tidak akan
berfungsi. LED terdiri dari sebuah chip dari bahan semikonduktor yang diisi
penuh atau di dop dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur.
Warna cahaya yang dipancarkan LED tergantung dari jenis bahan semikonduktor
yang digunakannya.
e. Buzzer (1 buah)
Buzzer adalah sebuah komponen
elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran
suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi
buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian
kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi
akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas
magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan
akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar
yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa
proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
f. Jumper (secukupnya)
jumper
berfungsi sebagai jembatan dari dua buah sambungan. jumper biasanya dipakai
karena tidak ada jalur lain untuk menghubungkan dua sambungan itu. kemungkinan
tidak ada jalur karena rangkaiannya terlalu rumit dan sudah sesak. Biasanya jumper juga dipakai untuk
jembatan dari dua sambungan yang letaknya berjauhan,
g. Protoboard (1 buah)
Protoboard
adalah board yang digunakan untuk membuat rangkaian elektronik sementara dengan
tujuan uji coba atau prototipe tanpa harus menyolder. Dengan memanfaatkan
protoboard, komponen-komponen elektronik yang dipakai tidak akan rusak dan
dapat digunakan kembali untuk membuat rangkaian yang lain.
Protoboard
umumnya terbuat dari plastik dengan banyak lubang-lubang diatasnya.
Lubang-lubang pada protoboard diatur sedemikian rupa membentuk pola sesuai
dengan pola jaringan koneksi di dalamnya.
PRINSIP KERJA ALAT
Pada alat ini, sensor getar menjadi input (digital) dan Arduino sebagai pemroses hasil input serta mengendalikan beberapa output (LED dan Buzzer).
Vibration sensor yang digunakan merupakan vibration sensor yang memiliki output digital “0” atau “1”, jadi vibration sensor tersebut hanya memiliki 2 kondisi, yaitu ON/OFF atau HIGH/LOW. Sebenarnya ada juga vibration sensor yang memiliki output analog (hasil sensornya dapat diplotting dengan software pihak ketiga seperti matlab). Namun, alat ini hanya menggunakan 2 kondisi saja, yaitu ON/OFF atau HIGH/LOW karena hanya mendeteksi ada atau tidaknya getaran.
PEMASANGAN
Keterangan Konfigurasi Kabel
1. Pin VCC pada Vibration Sensor dihubungkan ke Pin 5V pada Arduino
2. Pin DO pada Vibration Sensor dihubungkan ke pin 2 pada Arduino
3. Pin GND pada Vibration Sensor dihubungkan ke pin GND pada Arduino
4. Pin 3 pada Arduino dihubungkan ke Anoda LED besar (Warna Hijau)
5. Pin 4 pada Arduino dihubungkan ke Anoda LED kecil (Warna Merah)
6. Pin 5 pada Arduino dihubungkan ke kabel merah Buzzer
7. Jumper dari Katoda LED besar (Warna Hijau), LED kecil (Warna Merah) dari kabel hitam buzzer ke GND
SCRIPT
const int vibrationSensorPin = 2; // Vibration Sensor
di hubungkan ke Pin 2
int vibrationSensorState = 0; // Status saat pertama mulai = 0
int indikatorHijau = 3; // Set Pin 3 untuk LED Hijau
int indikatorMerah = 4; // Set Pin 4 untuk LED Merah
int indikatorBuzzer = 5; // Set Pin 5 untuk Buzzer
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(vibrationSensorPin, INPUT); // Jadikan Vibration sensor sebagai input
pinMode(indikatorHijau, OUTPUT); // Jadikan indikatorHijau sebagai Output
pinMode(indikatorMerah, OUTPUT); // Jadiikan indikatorMerah sebagai Output
pinMode(indikatorBuzzer, OUTPUT); // Jadikan indikatorBuzzer sebagai Output
}
void loop() {
vibrationSensorState = digitalRead(vibrationSensorPin);
if (vibrationSensorState == HIGH) { // Jika ada getaran di sensor = HIGH
digitalWrite(indikatorHijau, HIGH); // Aktifkan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, LOW); // Matikan indikator Merah
digitalWrite(indikatorBuzzer, HIGH); // // Aktifkan indikator Buzzer
Serial.println("Ada Pergetaran gan!");
delay(8000); // Tunda 8 detik
digitalWrite(indikatorHijau, LOW); // Matikan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, HIGH); // Aktifkan indikator Merah
delay(100); // Delay untuk menunggu getaran selanjutnya
}
else {
digitalWrite(indikatorHijau, LOW); // Matikan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, HIGH); // Aktifkan indikator Merah
digitalWrite(indikatorBuzzer, LOW); // Matikan indikator Buzzer
Serial.println("Menunggu getaran...");
delay(1000);
}
}
int vibrationSensorState = 0; // Status saat pertama mulai = 0
int indikatorHijau = 3; // Set Pin 3 untuk LED Hijau
int indikatorMerah = 4; // Set Pin 4 untuk LED Merah
int indikatorBuzzer = 5; // Set Pin 5 untuk Buzzer
void setup() {
Serial.begin(9600);
pinMode(vibrationSensorPin, INPUT); // Jadikan Vibration sensor sebagai input
pinMode(indikatorHijau, OUTPUT); // Jadikan indikatorHijau sebagai Output
pinMode(indikatorMerah, OUTPUT); // Jadiikan indikatorMerah sebagai Output
pinMode(indikatorBuzzer, OUTPUT); // Jadikan indikatorBuzzer sebagai Output
}
void loop() {
vibrationSensorState = digitalRead(vibrationSensorPin);
if (vibrationSensorState == HIGH) { // Jika ada getaran di sensor = HIGH
digitalWrite(indikatorHijau, HIGH); // Aktifkan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, LOW); // Matikan indikator Merah
digitalWrite(indikatorBuzzer, HIGH); // // Aktifkan indikator Buzzer
Serial.println("Ada Pergetaran gan!");
delay(8000); // Tunda 8 detik
digitalWrite(indikatorHijau, LOW); // Matikan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, HIGH); // Aktifkan indikator Merah
delay(100); // Delay untuk menunggu getaran selanjutnya
}
else {
digitalWrite(indikatorHijau, LOW); // Matikan indikator Hijau
digitalWrite(indikatorMerah, HIGH); // Aktifkan indikator Merah
digitalWrite(indikatorBuzzer, LOW); // Matikan indikator Buzzer
Serial.println("Menunggu getaran...");
delay(1000);
}
}